Muhammad Fauzi Nilai Anggaran Basarnas Perlu Ditingkatkan
Anggota Komisi V DPR RI Muhammad Fauzi saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Basarnas Bandung, di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (1/10/2021). Foto: Eki/Man
Anggota Komisi V DPR RI Muhammad Fauzi menilai peningkatan anggaran perlu dilakukan dalam rangka penguatan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bandung, guna mendukung penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan (SAR) di wilayah Jawa Barat. Ia juga menggambarkan kondisi ini juga harus dilakukan pada Basarnas regional lainnya di seluruh Indonesia.
“Kita hadir di sini (Banding) dalam rangka penguatan Basarnas Bandung. Kondisi yang ada di Basarnas seluruh Indonesia ini kurang lebih sama dimana anggarannya perlu ditingkatkan,” kata Fauzi saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Basarnas Bandung, di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (1/10/2021).
Fauzi juga menyoroti dampak minimnya anggaran Basarnas yang menyebabkan jumlah kantor dan posko Basarnas di tiap kabupaten/kota pada berbagai provinsi tidak mencukupi dan menghambat upaya Basarnas dalam melakukan pertolongan dengan cepat mengingat wilayah Indonesia yang luas.
“Basarnas ini masih perlu ada banyak di berbagai kabupaten/kota, karena saat ini jumlahnya masih sedikit dan menyebabkan penanganan bencana terhambat jarak tempuh yang terlalu jauh, salah satu penyebab hal ini adalah anggaran,” ungkap Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI itu.
Fauzi mengatakan selain anggaran, pelatihan terhadap masyarakat dalam rangka melakukan mitigasi bencana juga perlu dilakukan untuk mendukung kerja Basarnas mengingat jumlah personel yang masih terbatas. “Ke depan itu memang perlu diperbanyak dan diperluas, ruang-ruang pelatihan untuk partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana mengingat jumlah personel basarnas yang masih terbatas,” ujarnya.
Legislator dapil Sulawesi Selatan III itu menambahkan, masyarakat Indonesia sangat partisipatif terutama dalam rangka penanganan bencana di wilayah tempat tinggalnya. Menurutnya hal ini dikarenakan masih adanya kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia untuk saling tolong menolong dan bergerak saat terjadi bencana. “Kadang-kadang di daerah ada kearifan lokal, dimana biasanya saat terjadi bencana masyarakat langsung menangani bencana itu sendiri dengan kemampuannya,” pungkasnya. (rr/sf)